Search This Blog

Saturday, November 17, 2012

TEMPO.CO, Manila - Asian Development Bank (ADB) alias Bank Pembangunan Asia memberikan pinjaman luar negeri senilai US$ 300 juta atau setara Rp 2,88 triliun untuk mendukung pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI). Pinjaman itu ditujukan untuk pendanaan program perbaikan konektivitas domestik dan internasional.
Dikutip dari situs Web resmi ADB, kerja sama ADB dan pemerintah Indonesia itu merupakan upaya untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur dan memperkuat akses bagi daerah pedesaan yang miskin.
"Konektivitas yang kurang baik, kendala infrastruktur, dan biaya logistik yang tinggi menghalangi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan melakukan upaya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia," kata Wakil Kepala Kantor Perwakilan ADB di Indonesia, Edimon Ginting, dalam keterangan resminya, Jumat, 16 November 2012.
Edimon mencontohkan, sekitar 70 persen perbedaan harga beras di daerah di seluruh Indonesia diakibatkan oleh biaya pengiriman. »Ini merupakan cerminan dari kondisi buruknya jalan, pelabuhan yang padat, dan belum berkembangnya sistem transportasi antarpulau,” kata Edmon. Ia berharap, bantuan pembangunan akses itu dapat mengatasi hal tersebut dan membuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Bantuan ini juga merupakan upaya ADB untuk mendukung perbaikan konektivitas internasional, termasuk dengan perbaikan prosedur ekspor dan impor. Sebab, menurut ADB, upaya pengurangan biaya logistik merupakan hal yang penting untuk perbaikan konektivitas yang akan mengurangi biaya yang lebih murah dan waktu pengiriman yang lebih cepat.
Mereka juga menilai bahwa perbaikan konektivitas dapat membantu memperbaiki pelayanan sosial, menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, mendorong partisipasi sektor swasta dalam layanan infrastruktur, meningkatkan teknologi dan inovasi baru, serta memperluas kesempatan kerja. »Secara keseluruhan, reformasi akan memberikan manfaat ekonomi yang besar,” demikian pernyataan ADB sebagaimana dikutip oleh Antara.
Selain pinjaman program, ADB juga memberikan hibah teknis sebesar US$ 1 juta untuk memperkuat kapasitas instansi pemerintah, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Perhubungan. Hibah teknis itu dikucurkan untuk mendukung perbaikan kebijakan terkait dengan konektivitas.
ADB menyatakan pemerintah Indonesia sebelumnya telah mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk memperbaiki iklim usaha. Dan ADB mendukung segala usaha pemerintah dalam mempercepat pengembangan sistem logistik dan infrastruktur yang lebih baik demi menghubungkan daerah pedesaan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, memperbaiki konektivitas internasional, memperkuat koordinasi konektivitas, serta kerangka hukum dan peraturan.
ADB merupakan lembaga keuangan tingkat Asia yang berkantor pusat di Manila, Filipina. Lembaga ini didirikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan lingkungan yang berkelanjutan, dan integrasi kawasan. Didirikan pada tahun 1966, ADB beranggotakan 67 negara, termasuk 48 dari kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2011, persetujuan ADB termasuk pendanaan bersama mencapai US$ 21,7 miliar.

No comments:

Post a Comment